Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (01/09/2023), setelah Indeks Harga Belanja Personal (PCE) AS terangkat lagi.
PCE adalah singkatan dari Personal Consumption Expenditure, yaitu indeks harga yang mengukur tingkat kenaikan rata-rata harga dari konsumsi domestik. Indeks ini merupakan ukuran inflasi favorit dari Federal Reserve, karena dianggap lebih relevan mencerminkan inflasi.
PCE mengukur harga dari berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, termasuk makanan, perumahan, transportasi, pakaian, dan hiburan. Indeks ini juga mencakup biaya layanan kesehatan, pendidikan, dan perawatan pribadi.
Indeks PCE inti, yang mengecualikan harga energi dan pangan yang bergejolak, naik 4,2% pada tahun ini hingga Juli, juga sesuai dengan ekspektasi.
Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga dengan agresif untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: Agensi VTuber Indonesia MetanoiaLIVE Umumkan Penghentian Operasional
Per pukul 10:00 WIB, dolar AS naik 0,4% terhadap euro menjadi 1,0050 euro, naik 0,3% terhadap yen menjadi 137,80 yen, dan naik 0,1% terhadap pound sterling menjadi 1,1890 pound sterling.
“Inflasi PCE yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan depan,” kata analis valuta asing di Commonwealth Bank of Australia, Kim Mundy.
“Ini adalah faktor positif untuk dolar AS.”
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 150 basis poin sejak Maret 2022, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan ini.
Inflasi AS telah melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan akibat perang di Ukraina.