JawaPos.com – Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, serta lembaga terkait untuk mengedepankan kearifan lokal dalam kebijakan penanggulangan bencana dalam rangka pengurangan risiko bencana.
“Pengurangan risiko bencana dengan memanfaatkan kearifan lokal dapat dilakukan dengan dukungan pemahaman menyeluruh para pemangku kepentingan, masyarakat dan sejumlah lembaga, terkait bencana dan berbagai dampaknya,” kata Lestari Moerdijat dalam diskusi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (12/10).
Menurut Lestari, saat ini terdapat sejumlah isu penting terkait pengurangan risiko bencana (PRB) seperti antara lain perencanaan, logistik, kompetensi masyarakat lokal dan yang terpenting menciptakan kultur kesiapsediaan.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat pemanfaatan kearifan lokal, kebijakan publik yang memadai dan pola hidup masyarakat yang ramah lingkungan bisa menjadi
penentu dalam pengurangan risiko bencana.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat dengan berkurangnya risiko bencana berarti mendukung kemajuan dalam upaya penanggulangan bencana. Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan komitmen yang kuat dari setiap anak bangsa.
“Butuh komitmen bersama,” tegas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulanagan Bencana BNPB, Agus Wibowo mengungkapkan, Indonesia adalah wilayah rawan bencana yang berisiko tinggi.
Menurut Agus, berdasarkan pengalaman yang ada, bencana adalah suatu peristiwa yang berulang, sehingga penting bagi masyarakat untuk memahami sejarah suatu wilayah.
“Penyebab bencana karena adanya potensi bahaya dan kerentanan di suatu wilayah. Kerentanan muncul, tambah dia, biasanya karena infrastruktur yang ada tidak memadai dalam menghadapi potensi bencana,” ujarnya.
Sebagai contoh, ungkap Agus, kawasan rawan banjir, namun masih banyak pemukiman di tepi sungai atau di kawasan rawan gempa, tetapi rumahnya tidak didesain tahan gempa.
Diakui Agus, pola kepemimpinan di setiap daerah sangat menentukan dalam keberhasilan menghadapi ancaman bencana. Komitmen politik setiap pemimpin daerah sangat penting dalam upaya penanggulangannya.
Namun, lanjut Agus, sesungguhnya lebih dari 96 persen masyarakatlah yang sangat berperan dalam upaya penanggulangan bencana. Sehingga, tambahnya, penting untuk diupayakan pemberdayaan masyarakat agar tangguh dalam menghadapi bencana.
“Pemahaman terkait ancaman bencana di setiap wilayah akan mengurangi potensi kerentanan suatu kawasan untuk mendorong pengurangan risiko bencana,” jelas Agus.
Merespons hal itu, Anggota Komisi VIII DPR Sri Wulan mengungkapkan data BNPB menyebutkan per 1 Januari 2022 hingga 27 Maret 2022 tercatat 1.081 bencana, yang sebagian besar terjadi di Pulau Jawa seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Bencana alam itu, ujar Sri Wulan, berdampak terhadap 1,6 juta warga.
“Tingginya risiko bencana itu mendorong upaya pengurangan risiko bencana yang harus dilihat sebagai upaya investasi untuk mencegah kehilangan masa depan kita,” ujarnya.
Menurut dia, kearifan lokal dalam pencegahan bencana harus diapresiasi. Karena, sesungguhnya kita bisa melakukan upaya pencegahan bencana dengan cara-cara atau budaya yang telah kita pahami secara turun temurun.
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA RI, Ratna Susianawati berpendapat tingginya risiko bencana di Indonesia juga menimbulkan kerentanan baru terhadap perempuan dan anak yang dalam kondisi normal pun sudah berhadapan dengan kerentanan dalam keseharian.
“Risiko terbesar dari bencana masih dialami oleh perempuan dan anak. Sehingga, tambahnya, perlu didorong upaya bagaimana perempuan mampu berdaya dalam suatu kondisi bencana, sehingga perempuan juga bisa sebagai relawan,” ujar Ratna.
Karena menurutnya, semua pihak harus membuka ruang-ruang pemberdayaan perempuan pascabencana. Selain itu, ketersediaan data terpilah menjadi sangat penting dalam upaya pemulihan kawasan pascabencana.
MPR: Kebijakan Penanggulangan Bencana Harus Kedepankan Kearifan Lokal
Berdasarkan pengalaman yang ada, bencana adalah suatu peristiwa yang berulang, sehingga penting bagi masyarakat untuk memahami sejarah suatu wilayah.

Ikuti Kami di Google News
Temukan berbagai informasi terkini di Google News NewAspira! Anda juga dapat mengikuti kami di berbagai sosial media serta server Discord untuk mendapatkan informasi terkini dan terlengkap di jaringan NewAspira.
Kamu punya ide atau sesuatu ya g ingin dipublikasikan? Atau ingin belajar menulis artikel di website? Kamu dapat menggunggah berbagai kategori tulisan dari motivasi, edukasi, promosi dan umum di NewAspira. Ayo mulai menulis di NewAspira melalui halaman : Buat Artikel
Mungkin Minat :
Untuk Anda :
No posts found