Starlab merupakan proyek tiga Perusahaan Swasta di Amerika Serikat yang diperuntukan untuk menggantikan ISS yang kian menua.
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Sendiri sudah diluncurkan sejak tahun 1998, yang berarti sudah lebih dari 20 tahun ISS berkontribusi memberikan pengetahuan baru di bidang sains.
Kini ia semakin menua, banyak kerusakan yang sudah dialami. Sehingga sudah dekat waktunya agar ISS ini segera dipensiunkan dan digantikan dengan yang lebih baru.
Perlu diperhatikan, ISS bukan satu satunya stasiun yang ada saat ini. Sudah ada Stasiun Luar Angkasa Tianggong milik cina yang sudah diluncurkan dan dihuni oleh para astronot, selain itu Rusia juga sedang mengembangkan stasiun luar angkasa mereka sendiri setelah terlibat ketegangan dengan Amerika Serikat.

Proyek Starlab akan dikembangkan serta dijalankan atas kerjasama Perusahaan Nanoracks, Voyager Space, dan Lockheed Martin. Mereka berkomitmen bisa membangun, meluncurkan, serta mengoprasikan starlab suatu saat nanti.
Starlab rencananya akan diluncurkan tahun 2027 mendatang di Orbit Rendah Bumi (LEO), yang mana ini merupakan 1 tahun sebelum AS berencana untuk menonaktifkan ISS.
Stasiun ini rencananya akan digunakan sebagai tujuan wisata, serta pusat penelitian dan manufaktur yang dapat mendorong perekonomian di luar bumi.
“Untuk memenuhi pemerintah AS, badan antariksa internasional, dan kebutuhan komersial di luar angkasa, para pemimpin industri ini akan mengembangkan Starlab secara khusus untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi luar angkasa dan memenuhi permintaan pelanggan yang terpendam untuk layanan luar angkasa seperti penelitian material, pertumbuhan tanaman, dan aktivitas astronot,” menurut ketiga perusahaan dalam siaran pers yang kami kutip dari prnewswire.com
Stasiun Luar angkasa ini akan diluncurkan bersamaan dengan 4 astronot dalam satu peluncuran, nantinya Stasiun Luar Angkasa ini dapat menampung volume 340 meter kubik dibagian dalam. Memang terbilang kecil bila dibandingkan dengan ISS yang dapat menampung volume 916 meter kubik.